Palembang, [Sriwijaya Post]
Seekor ikan patin (pangasius hypothalmus) raksasa seberat 43 Kg dengan panjang sekitar 1,3 meter berhasilditangkap nelayan di Sungai Musi. Patin yang umurnya diperkirakan
sekitar 8 tahun ini dijual pedagang ikan di Pasar Cinde Rp 2,3 juta.
Ukuran ikan itu memang ekstra besar, hampir sama tinggi dengan anak usia 5 tahun. Lebar tubuh mencapai 40 cm. Perutnya mengelembung berisi telur sekitar 3 Kg. Warnanya putih dan belang hitam di bagian punggung, terasa kenyal saat dipegang.
Dapat dibayangkan, untuk seokor patin ukuran sekilo biasanya habis oleh tiga orang sekali makan. Berarti, ikan raksasa ini cukup untuk lauk makan 130 orang.
Ikan tersebut tergolek di atas lapak milik Heri (43) dan adiknya, Fendi (40), pedagang ikan di Pasar Cinde, Jumat (31/10). Tapi karena tidak ada yang sanggup membelinya, dimasukkan ke dalam kardus ukuran tv 21 inch berisi bongkahan batu es. Keduanya
kesulitan mengangkatnya.
Menurut Heri, selama lebih dari 20 tahun berdagang ikan di Pasar Cinde, baru kali ini ia mendapat ikan patin sungai seberat 43 kilogram. Ia mendapatkannya dari Yanto, seorang pengumpul ikan dari nelayan di kawasan Sungai Lais, sekitar pukul 08.00.
Ikan patin itu masih hidup saat dibawa ke pasar.
Awalnya Yanto menawarkannya pada Zairul, pedagang ikan lainnya. Tapi Zairul tidak sanggup membelinya karena Yanto menetapkan harga Rp 40 ribu per Kg, atau sekitar Rp 1,6 juta. “Kalau patin 30 Kg itu biasa, kadang dapat kita. Tapi kalau sebesar anak SMP seperti ini, baru luar biasa,” kata Heri.
Kehadiran ikan raksasa di lapak dua bersaudara ini sempat mengundang perhatian warga, bahkan sesama pedagang ikan pun sempat dibuat takjub. Memang ikan sebesar ini merupakan pemandangan yang tidak lazim.
“Ikan sebesar ini bukan dimakan buaya, tapi dia yang makan buaya,” kata seorang pria yang mengamati patin itu dari dekat.
Sumiati (47), seorang pegawai yang belanja ikan di Cinde mengaku kaget melihat ikan itu. Seumur hidupnya baru kali ini ia melihat ikan patin sebesar itu. “Idak kolu njingoknyo, apolagi nak makannyo. Mungkin untuk sedekahan makan 100 uwong iwak itu dak bakal habis,” katanya.
Banyak warga yang mengambil gambar ikan raksasa ini menggunakan ponsel kamera. Ada juga yang penasaran dan memencet tubuh ikan itu. Beberapa warga tertarik dan menanyakan harganya, tapi urung karena Heri menyebut Rp 55 ribu per Kg.
Heri menolak ikan itu dipotong-potong. Karena kemarin tidak ada yang sanggup membelinya, ikan itu akan dijual ke Pekanbaru. “Kami bakal dapat untung besar, soalnya harga ikan ini bisa sampai Rp 55 ribu sekilo,” tambah Heri.
Menurut dia, semakin besar ukuran ikan patin sungai maka akan semakin mahal pula harganya. Harga ikan patin liar di bawah 5 Kg dipatok Rp 40 ribu, tapi kalau lebih maka akan mencapai Rp 50 ribu - Rp 55 ribu per kilo. Ikan patin sungai juga lebih mahal
dari ikan patin tambak yang harganya berkisar Rp 30 ribu per kilo.
Diakui Heri dan Fendi, meski tidak ada yang sanggup membelinya, ikan itu mendatangkan keuntungan lain. Sejak pagi ikan yang dipajang itu seperti menarik pembeli untuk singgah dan membeli ikan jenis lain di lapaknya.
Dihubungi terpisah, Yanto, pengumpul ikan yang menjual patin itu kepada Heri, mengatakan, patin raksasa seperti itu tergolong langka. Umurnya diperkirakan sekitar 7 atau 8 tahun. “Biasanya dagingnya lebih gurih dan gemuk. Cobalah kamu pasti
merasakan bedanya, enak,” katanya.
Dikira Buaya
NELAYAN yang menangkap ikan patin itu sempat mengira mendapatkan seekor buaya. Tapi ternyata, justru rezeki besar yang dating menghapiri. Patin itu dihargai Yanto, pengumpul ikan di Sungai Lais, seharga Rp 1.435.000.
Adalah Pudin (40) bersama rekannya, Iwan dan Abas, warga Lr Pasundan Laut Kalidoni yang menangkap ikan raksasa itu. Ketiganya nelayan yang biasa mencari ikan di Sungai Musi dekat Polairud Polda Sumsel, Sungai Lais.
Malam itu, Kamis (30/10) sekitar pukul 00.00, Pudin dan rekan bekarang naik ketek. Ia membawa jaring nilon sepanjang 200 meter dengan lebar 4 meter, penerangan lampu menggunakan aki. Seperti biasa, jaring tersebut diulur dan ditarik kedua ujungnga dari
tengah sungai ke tepian. Sudah empat kali mereka menarik jaring dan mendapatkan ikan
patin, seluang, delis, dan udang. Wilayah ini memang terkenal banyak ikan.
Menurut Pudin, ada sekitar 25 kelompok nelayan lain yang mengais rezeki di sana.
Mereka bersama-sama menjaga perairan itu dari ulah nakal oknum yang mencari ikan dengan racun (putas) atau setrum. Pudin dan keluarga hidup dari kekayaan sungai itu sejak 15 tahun lalu.
Nah, ikan patin raksasa itu terjerat jaring sekitar pukul 03.00, setelah melaut sekitar 3 jam. Ia masuk jaring di tepi sungai, bukan di tengah. Pudin mengaku sempat heran karena jaring yang ditarik tiba-tiba jadi berat.
“Kami seperti menarik buaya. Berat dan kuat nian. Saya lihat (setelah di tepi sungai) ternyata patin, tepat di tengah jaring. Dia terlilit dan terus bergerak,” kata Pudin.
Ketika ditimbang, patin itu beratnya sekitar 41 Kg. Ini bukan ikan raksasa yang pertama ditangkap Pudin. Sebelumnya ia pernah dapat patin berat 45 Kg. Untuk patin yang beratnya sekitar 20-25 Kg, kata Pudin, sudah sering juga diperoleh. Oleh Pudin, patin yang baru ditangkapnya itu dijual kepada Yanto seharga Rp 35 ribu per Kg. Itu artinya ia dan dua rekannya mendapat uang sebesar Rp 1.435.000 atau sekitar Rp 478 ribu per
orang setelah dibagi tiga.
Penghasilan ini ditambah lagi oleh ikan dan udang lainnya yang juga berhasil ditangkap. Ini rezeki besar menginat biasanya mereka hanya membawa pulang sekitar Rp 25-35 ribu per orang sekali melaut. “Mudah-mudahan masih ada yang besar seperti itu, kita dapat
rezeki lagi,” kata Pudin.Aang/Wira
Sumber : NewsLink
0 komentar:
Posting Komentar